☄️ Rabbi Auzi Ni An Asykura
rabbi auzi’nī an asykura ni’matakallatī an’amta ‘alayya wa ‘alā wālidayya wa an a’mala ṣāliḥan tarḍāhu wa adkhilnī biraḥmatika fī ‘ibādikaṣ-ṣāliḥīn Artinya:
Kata Mbah Kakung, sebelum Iblis masuk neraka, kaum yang tak percaya Tuhan dan Agama itu akan tetap ada. Meski tak terlihat kasat mata, namun ideologi itu terus diwariskan temurun tanpa sela. Kata Mbah Kakung, sambil tiarap mereka terus menyusup ke berbagai elemen masyarakat. Menyelundupkan kader di kalangan aparat.
Doa Nabi Ya’kub As ُ ضاهُ َوأَصْ لِحْ لِي فِي ُذ ِّريَّتِي إِنِّي تُب َْت إِلَ ْيكَ َوإِنِّي ِمن َ ي َوأَ ْن أَ ْع َم َل َ ْصالِحا ً تَر َّ َك الَّتِي أَ ْن َع ْمتَ َعل َّ ي َو َعلَى
Arti Rabbi Auzi'ni An Asykura pada Surat Al Ahqaf Lengkap dengan Penjelasan Tafsirnya (MuslimTerkini.id) Pada ayat ini, Allah menerangkan secara khusus mengapa orang harus berbuat baik kepada ibunya. Pengkhususan itu menunjukkan bahwa ketika anak akan berbuat baik kepada orang tuanya, ibu harus didahulukan daripada ayah.
Simak doa-doa pendek mustajab tulisan Arab, latin, dan terjemahan bahasa Indonesianya selengkapnya berikut ini.
rabbi auzi’nī an asykura ni’matakallatī an’amta ‘alayya wa ‘alā wālidayya wa an a’mala ṣāliḥan tarḍāhu “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai”. (QS. Al-Ahqaf: 15).
Doa Dagangan Laris Nabi Sulaiman Doa dagangan laris Nabi Sulaiman ini merupakan bagian dari Surat An Naml ayat 19, yang berbunyi sebagai berikut: رَبِّ
UAH mengatakan, apabila kalimat ini dibacakan di awal doa, maka doa yang disampaikan akan dikabulkan, semua permintaan akan dijawab Allah. Kalimat ini merupakan turunan dari firman Allah dalam Surat Al-Isra [17] Ayat 110. قُلِ ادۡعُوا اللّٰهَ اَوِ ادۡعُوا الرَّحۡمٰنَ ؕ اَ يًّا مَّا
1. Dua for Children’s Protection عينِ الَ ّمة َ ل َ ل شَي ِِ َو ِمنِ ُك،طانِ َوهَا ّمة ِِ َللا التّا ّم ِِة ِمنِ ُك ِِّ تِِ ٍأ ُ ِعيذُ ُك َما ِب َك ِل َما U'izukuma bikalimatil-lahit-tammati min kulli shaytanin wa hammah, wa min kulli 'ainin lammah.
RyTeC. - Meskipun kita bisa berdoa dengan lafal apa pun, namun doa paling baik adalah doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW atau doa yang termaktub dalam Al-Quran. Umat Islam dapat menggunakan referensi doa-doa para nabi dalam Al-Quran sebagai wasilah bermunajat kepada Allah SWT. Berdoa adalah amalan penting dalam Islam. Ia merupakan aktivitas ibadah yang dapat mendekatkan diri seorang hamba kepada Allah SWT. Orang yang berdoa mengakui kelemahan dan ketidakberdayaannya. Dengan demikian, ia memohon kepada Zat yang Maha Kuasa dan Maha kekuatan iman, seorang hamba yang berdoa akan dikokohkan mentalnya menghadapi musibah dan cobaan. Hal ini tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW "Doa adalah senjata seorang Mukmin dan tiang [pilar] agama serta cahaya langit dan bumi," Abu Ya'la.Perintah berdoa ini juga tertera dalam Al-Quran surah Al-Mu'min ayat 60"Dan Tuhanmu berfirman 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina'," QS. Al-Mu'min [40] 60.Meskipun lafal doa dapat bebas dipanjatkan sesuai kebutuhan dan keinginan seorang muslim, namun, sebaik-baiknya doa adalah doa yang diajarkan Allah SWT dan rasul-Nya. Doa-doa tersebut tertera dalam Al-Quran, sebagaimana dilansir NU juga Kekuatan Doa dan Manfaatnya Bagi Kesehatan dalam Islam Bacaan Doa Nabi Yusuf Arab, Latin, dan Maknanya Doa Nabi Ayyub AS Sembuh dari Sakit Arab, Latin, dan Terjemahannya Bacaan Doa Para Nabi dalam Al Quran Arab, Latin, dan Artinya Sebenarnya, ada banyak sekali redaksi bacaan doa para nabi dan rasul yang tertera dalam ini cuplikan sebagian doa tersebut dalam tulisan Arab, latin, dan Doa Nabi Adam رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَBacaan latinnya "Qālā rabbanā ẓalamnā anfusana wa il lam tagfir lanā wa tar-ḥamnā lanakụnanna minal-khāsirīn"Artinya “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi,” QS. Al-A’raf [7] 23. 2. Doa Nabi Nuhرَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُنْ مِنَ الْخَاسِرِينَ Bacaan latinnya "Qāla rabbi innī a'ụżu bika an as`alaka mā laisa lī bihī 'ilm, wa illā tagfir lī wa tar-ḥamnī akum minal-khāsirīn"Artinya “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu untuk memohon kepada -Mu sesuatu yang aku tidak mengetahui hakikatnya. Kalau Engkau tidak mengampuniku, niscaya aku termasuk orang yang merugi,” QS. Hud [11] 47.رَبِّ أَنْزِلْنِي مُنْزَلًا مُبَارَكًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْمُنْزِلِينَ Bacaan latinnya "Wa qur rabbi anzilnī munzalam mubārakaw wa anta khairul-munzilīn"Artinya “Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi dan Engkau adalah sebaik-baik pemberi tempat” QS. Al-Mu’minun [23] 29. رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلَا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلَّا تَبَارًا Bacaan latinnya "Rabbigfir lī wa liwālidayya wa liman dakhala baitiya mu`minaw wa lil-mu`minīna wal-mu`mināt, wa lā tazidiẓ-ẓālimīna illā tabārā"Artinya “Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku dan siapapun yang memasuki rumahku dengan beriman laki-laki dan perempuan. Dan jangan lah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kehancuran” QS. Nuh [71] 28. 3. Doa Nabi Ibrahim رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ 127 رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ 128 Bacaan latinnya "Wa iż yarfa'u ibrāhīmul-qawā'ida minal-baiti wa ismā'īl, rabbanā taqabbal minnā, innaka antas-samī'ul-'alīm. Rabbanā waj'alnā muslimaini laka wa min żurriyyatinā ummatam muslimatal laka wa arinā manāsikanā wa tub 'alainā, innaka antat-tawwābur-raḥīm"Artinya “Ya Tuhan kami, terimalah amal dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui” Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada-Mu, dan anak cucu kami, umat yang berserah diri kepada-Mu dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan ibadah kami dan terimalah taubat kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang,” QS. Al-Baqarah [2] 127-128. رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ 40 رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ 41 Bacaan latinnya "Rabbij'alnī muqīmaṣ-ṣalāti wa min żurriyyatī rabbanā wa taqabbal du'ā`. Rabbanagfir lī wa liwālidayya wa lil-mu`minīna yauma yaqụmul-ḥisāb"Artinya “Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan salat, ya Tuhan kami, terimalah doaku. Ya Tuhan kami, ampunilah aku dan kedua orang tuaku dan orang-orang yang beriman pada hari diadakan perhitungan hari Kiamat,” QS. Ibrahim [14] 40-41. رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ 83 وَاجْعَلْ لِي لِسَانَ صِدْقٍ فِي الْآخِرِينَ 84 وَاجْعَلْنِي مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيمِ 85 Bacaan latinnya "Rabbi hab lī ḥukmaw wa al-ḥiqnī biṣ-ṣāliḥīn .Waj'al lī lisāna ṣidqin fil-ākhirīn. Waj'alnī miw waraṡati jannatin-na'īm"Artinya “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku ilmu dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh” QS. Al-Syu’ara [62] 83-85. رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَBacaan latinnya "Rabbi hab lī minaṣ-ṣāliḥīn"Artinya “Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku keturunan dari orang-orang yang saleh” QS. Al-Shaffat [37] 100. رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ 4 رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ 5 Bacaan latinnya "Rabbanā 'alaika tawakkalnā wa ilaika anabnā wa ilaikal-maṣīr. Rabbanā lā taj'alnā fitnatal lillażīna kafarụ wagfir lanā rabbanā, innaka antal-'azīzul-ḥakīm"Artinya “Ya Tuhan kami, hanya kepada-Mu kami berserah diri, dan kepada-Mu kami bertaubat dan hanya kepada-Mu kami kembali. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami, Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana. QS Al-Mumtahanah [60] 4-5. 4. Doa Nabi Hudإِنِّي تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ رَبِّي وَرَبِّكُمْ مَا مِنْ دَابَّةٍ إِلَّا هُوَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا إِنَّ رَبِّي عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ 56 Bacaan latinnya "Innī tawakkaltu 'alallāhi rabbī wa rabbikum, mā min dābbatin illā huwa ākhiżum bināṣiyatihā, inna rabbī 'alā ṣirāṭim mustaqīm"Artinya “Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah Tuhanku Tuhanmu. Tidak satupun makhluk bergerak yang bernyawa melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya menguasainya. Sungguh, Tuhanku di jalan yang lurus” QS. Hud [11] 56. 5. Doa Nabi Luthرَبِّ نَجِّنِي وَأَهْلِي مِمَّا يَعْمَلُونَ 169 Bacaan latinnya "Robbi najjini wa ahlii mimma ya'maluun"Artinya “Ya Tuhanku selamatkanlah aku dan keluargaku dari yang mereka perbuat” QS Al-Syu’ara’ [62] 169. رَبِّ انْصُرْنِي عَلَى الْقَوْمِ الْمُفْسِدِينَ 30 Bacaan latinnya "Robbin shurnii 'alaal qoumil mufsidiin"Artinya “Ya Tuhanku, tolonglah aku dengan menimpakan azab atas golongan yang berbuat kerusakan itu. QS Al-Ankabut [29] 30.6. Doa Nabi Yusufفَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَنْتَ وَلِيِّي فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ 101 Bacaan latinnya "Fathirossamaawaatiwal ardh anta waliyyii fiddunya wal akhiroti tawaffinii musliman wa alhiqnii bisshalihiin"Artinya “Wahai Tuhan, Pencipta langit dan bumi, Engkaulah pelindungku di dunia dan akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan gabungkanlah aku dengan orang-orang saleh” QS Yusuf [12] 101. 7. Doa Nabi Syuaibوَسِعَ رَبُّنَا كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِينَ 89 Bacaan latinnya "Qadiftarainā 'alallāhi każiban in 'udnā fī millatikum ba'da iż najjānallāhu min-hā, wa mā yakụnu lanā an na'ụda fīhā illā ay yasyā`allāhu rabbunā, wasi'a rabbunā kulla syai`in 'ilmā, 'alallāhi tawakkalnā, rabbanaftaḥ bainanā wa baina qauminā bil-ḥaqqi wa anta khairul-fātiḥīn"Artinya “Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Hanya kepada Allah kami bertawakal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak. Engkaulah pemberi keputusan terbaik” QS. Al-A’raf [7] 89. 8. Doa Nabi Musaرَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي 25 وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي 26 وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي 27 يَفْقَهُوا قَوْلِي 28 Bacaan latinnya "Rabbisyraḥ lī ṣadrī. Wa yassir lī amrī. Waḥlul 'uqdatam mil lisānī. Yafqahụ qaulīi"Artinya “Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuanku dari lidahku, agar mereka mengerti perkataanku”QS Thaha [20] 25-28. رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي فَغَفَرَ لَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ 16 رَبِّ بِمَا أَنْعَمْتَ عَلَيَّ فَلَنْ أَكُونَ ظَهِيرًا لِلْمُجْرِمِينَ 17 Bacaan latinnya "Rabbi innī ẓalamtu nafsī fagfir lī fa gafara lah, innahụ huwal-gafụrur-raḥīm. Qāla rabbi bimā an'amta 'alayya fa lan akụna ẓahīral lil-mujrimīn"Artinya “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku. Maka Dia Allah mengampuninya, sungguh, Dia, Allah, Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. Ya Tuhanku..! Demi nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, maka aku tidak akan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa” QS. Al-Qashash [28] 16-17. رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ 24 Bacaan latinnya "Robbi inni limaa anzalta ilayya min khoirin faqiir"Artinya “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan makanan yang Engkau turunkan kepadaku” QS. Al-Qashash [28] 24. 9. Doa Nabi Ayyub أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَBacaan latinnya "Anni massaniyad dhurru wa anta arhamarraahimiin"Artinya “Ya Tuhanku, sesungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang” QS Al-Anbiya’ [21] 83. 10. Doa Nabi Sulaiman رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَBacaan latinnya "Rabbi auzi'nī an asykura ni'matakallatī an'amta 'alayya wa 'alā wālidayya wa an a'mala ṣāliḥan tarḍāhu wa adkhilnī biraḥmatika fī 'ibādikaṣ-ṣāliḥīn"Artinya “Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh” QS Al-Naml [27] 19. 11. Doa Nabi Yunusلَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَBacaan latinnya "Lā ilāha illā anta sub-ḥānaka innī kuntu minaẓ-ẓālimīn"Artinya “Tidak ada tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim” QS Al-Anbiya [21] 87. 12. Doa Nabi Zakariaرَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِBacaan latinnya "Robbi hablii min ladunka dzurriyatan thayyibatan innaka samii'ud du'aa"Artinya “Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik di sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa” QS. Ali Imran [3] 38. رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَBacaan latinnya "Robbi laa tadzarnii fardan wa anta khoirul waritsiin"Artinya “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri tanpa keturunan dan Engkaulah ahli waris yang terbaik” QS. Al-Anbiya’ [21] 89. 13. Doa Nabi Ya’qub أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَBacaan latinnya "Asykụ baṡṡī wa ḥuznī ilallāhi wa a'lamu minallāhi mā lā ta'lamụn"Artinya “Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku. Dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui” QS. Yusuf [12] 86.Baca juga Doa Agar Bertemu Ramadhan Lagi & Bacaan Doa Penghujung Bulan Puasa Doa Ziarah Kubur Lengkap Arab, Latin, dan Terjemahannya - Sosial Budaya Penulis Abdul HadiEditor Addi M Idhom
طٰسۤ ۚ تِلْكَ اٰيٰتُ الْقُرْاٰنِ وَكِتَابٍ مُّبِيْنٍ ۙ Ṭā Sīn, tilka āyātul-qur'āni wa kitābim mubīnin. Ṭā Sīn. Inilah ayat-ayat Al-Qur’an dan Kitab Suci yang jelas kandungannya, هُدًى وَّبُشْرٰى لِلْمُؤْمِنِيْنَ ۙ Hudaw wa busyrā lil-mu'minīna. sebagai petunjuk dan berita gembira bagi orang-orang mukmin, الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَهُمْ بِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ Allażīna yuqīmūnaṣ-ṣalāta wa yu'tūnaz-zakāta wa hum bil-ākhirati hum yūqinūna. yaitu orang-orang yang menegakkan salat, menunaikan zakat, dan meyakini adanya akhirat. اِنَّ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِالْاٰخِرَةِ زَيَّنَّا لَهُمْ اَعْمَالَهُمْ فَهُمْ يَعْمَهُوْنَ ۗ Innal-lażīna lā yu'minūna bil-ākhirati zayyannā lahum amālahum fahum yamahūna. Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, Kami jadikan terasa indah bagi mereka perbuatan-perbuatannya yang buruk. Maka, mereka terombang-ambing dalam kesesatan. اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ لَهُمْ سُوْۤءُ الْعَذَابِ وَهُمْ فِى الْاٰخِرَةِ هُمُ الْاَخْسَرُوْنَ Ulā'ikal-lażīna lahum sū'ul-ażābi wa hum fil-ākhirati humul-akhsarūna. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksaan buruk di dunia dan di akhirat mereka adalah orang-orang yang paling rugi. وَاِنَّكَ لَتُلَقَّى الْقُرْاٰنَ مِنْ لَّدُنْ حَكِيْمٍ عَلِيْمٍ Wa innaka latulaqqal-qur'āna mil ladun ḥakīmin alīmin. Sesungguhnya engkau Nabi Muhammad benar-benar telah diberi Al-Qur’an dari sisi Allah Yang Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui. اِذْ قَالَ مُوْسٰى لِاَهْلِهٖٓ اِنِّيْٓ اٰنَسْتُ نَارًاۗ سَاٰتِيْكُمْ مِّنْهَا بِخَبَرٍ اَوْ اٰتِيْكُمْ بِشِهَابٍ قَبَسٍ لَّعَلَّكُمْ تَصْطَلُوْنَ Iż qāla mūsā li'ahlihī innī ānastu nārān, sa'ātīkum minhā bikhabarin au ātīkum bisyihābin qabasil laallakum taṣṭalūna. Ingatlah ketika Musa berkata kepada istrinya, “Sesungguhnya aku melihat api. Aku akan membawa kabar tentangnya kepadamu atau membawa suluh api obor agar kamu dapat menghangatkan badan dekat api.” فَلَمَّا جَاۤءَهَا نُوْدِيَ اَنْۢ بُوْرِكَ مَنْ فِى النَّارِ وَمَنْ حَوْلَهَاۗ وَسُبْحٰنَ اللّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ Falammā jā'ahā nūdiya am būrika man fin-nāri wa man ḥaulahā, wa subḥānallāhi rabbil-ālamīna. Maka, ketika tiba di sana tempat api itu, dia diseru, “Orang yang berada di dekat api dan orang yang berada di sekitarnya telah diberkahi. Mahasuci Allah, Tuhan semesta alam.” يٰمُوْسٰٓى اِنَّهٗٓ اَنَا اللّٰهُ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ ۙ Yā mūsā innahū anallāhul-azīzul-ḥakīmu. Allah berfirman, “Wahai Musa, sesungguhnya Aku adalah Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. وَاَلْقِ عَصَاكَ ۗفَلَمَّا رَاٰهَا تَهْتَزُّ كَاَنَّهَا جَاۤنٌّ وَّلّٰى مُدْبِرًا وَّلَمْ يُعَقِّبْۗ يٰمُوْسٰى لَا تَخَفْۗ اِنِّيْ لَا يَخَافُ لَدَيَّ الْمُرْسَلُوْنَ ۖ Wa alqi aṣāka, falammā ra'āhā tahtazzu ka'annahā jānnuw wallā mudbiraw wa lam yuaqqib, yā mūsā lā takhaf, innī lā yakhāfu ladayyal-mursalūna. Lemparkanlah tongkatmu!” Ketika tongkat itu dilemparkan Musa melihatnya bergerak-gerak seperti seekor ular kecil yang gesit, berlarilah dia sambil berbalik ke belakang tanpa menoleh. Allah pun berfirman, “Wahai Musa, jangan takut! Sesungguhnya di hadapan-Ku para rasul tidak perlu takut, اِلَّا مَنْ ظَلَمَ ثُمَّ بَدَّلَ حُسْنًاۢ بَعْدَ سُوْۤءٍ فَاِنِّيْ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ Illā man ẓalama ṡumma baddala ḥusnam bada sū'in fa innī gafūrur raḥīmun. kecuali orang yang berlaku zalim yang kemudian mengganti keburukan-nya dengan kebaikan bertobat. Sesungguhnya Aku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. وَاَدْخِلْ يَدَكَ فِيْ جَيْبِكَ تَخْرُجْ بَيْضَاۤءَ مِنْ غَيْرِ سُوْۤءٍۙ فِيْ تِسْعِ اٰيٰتٍ اِلٰى فِرْعَوْنَ وَقَوْمِهٖۚ اِنَّهُمْ كَانُوْا قَوْمًا فٰسِقِيْنَ Wa adkhil yadaka fī jaibika takhruj baiḍā'a min gairi sū'in, fī tisi āyātin ilā firauna wa qaumihī, innahum kānū qauman fāsiqīna. Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, ia akan keluar dalam keadaan bercahaya putih bukan karena cacat. Kedua mukjizat ini termasuk sembilan macam mukjizat yang akan ditunjukkan kepada Firaun dan kaumnya. Sesungguhnya mereka benar-benar kaum yang fasik.” فَلَمَّا جَاۤءَتْهُمْ اٰيٰتُنَا مُبْصِرَةً قَالُوْا هٰذَا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ ۚ Falammā jā'athum āyātunā mubṣiratan qālū hāżā siḥrum mubīnun. Ketika mukjizat-mukjizat Kami yang terang itu sampai kepada mereka, mereka berkata, “Ini sihir yang nyata.” وَجَحَدُوْا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَآ اَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا وَّعُلُوًّاۗ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِيْنَ ࣖ Wa jaḥadū bihā wastaiqanathā anfusuhum ẓulmaw wa uluwwān, fanẓur kaifa kāna āqibatul-mufsidīna. Mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan, padahal hati mereka meyakini kebenaran-nya. Perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan. وَلَقَدْ اٰتَيْنَا دَاوٗدَ وَسُلَيْمٰنَ عِلْمًاۗ وَقَالَا الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ فَضَّلَنَا عَلٰى كَثِيْرٍ مِّنْ عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِيْنَ Wa laqad ātainā dāwūda wa sulaimāna ilmān, wa qālal-ḥamdu lillāhil-lażī faḍḍalanā alā kaṡīrim min ibādihil-mu'minīna. Sungguh, Kami benar-benar telah menganugerahkan ilmu kepada Daud dan Sulaiman. Keduanya berkata, “Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami daripada kebanyakan hamba-hamba-Nya yang mukmin.” وَوَرِثَ سُلَيْمٰنُ دَاوٗدَ وَقَالَ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ عُلِّمْنَا مَنْطِقَ الطَّيْرِ وَاُوْتِيْنَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍۗ اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الْفَضْلُ الْمُبِيْنُ Wa wariṡa sulaimānu dāwūda wa qāla yā ayyuhan-nāsu ullimnā manṭiqaṭ-ṭairi wa ūtīnā min kulli syai'in, inna hāżā lahuwal-faḍlul-mubīnu. Sulaiman telah mewarisi Daud dan dia Sulaiman berkata, “Wahai manusia, kami telah diajari untuk memahami bahasa burung dan kami dianugerahi segala sesuatu. Sesungguhnya semua ini benar-benar karunia yang nyata.” وَحُشِرَ لِسُلَيْمٰنَ جُنُوْدُهٗ مِنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِ وَالطَّيْرِ فَهُمْ يُوْزَعُوْنَ Wa ḥusyira lisulaimāna junūduhū minal-jinni wal-insi waṭ-ṭairi fahum yūzaūna. Untuk Sulaiman dikumpulkanlah bala tentara dari kalangan jin, manusia, dan burung, lalu mereka diatur dengan tertib حَتّٰىٓ اِذَآ اَتَوْا عَلٰى وَادِ النَّمْلِۙ قَالَتْ نَمْلَةٌ يّٰٓاَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوْا مَسٰكِنَكُمْۚ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمٰنُ وَجُنُوْدُهٗۙ وَهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ Ḥattā iżā atau alā wādin-namli, qālat namlatuy yā ayyuhan-namludkhulū masākinakum, lā yaḥṭimannakum sulaimānu wa junūduhū wa hum lā yasyurūna. hingga ketika sampai di lembah semut, ratu semut berkata, “Wahai para semut, masuklah ke dalam sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadarinya.” فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِّنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصّٰلِحِيْنَ Fatabassama ḍāḥikam min qaulihā wa qāla rabbi auzinī an asykura nimatakal-latī anamta alayya wa alā wālidayya wa an amala ṣāliḥan tarḍāhu wa adkhilnī biraḥmatika fī ibādikaṣ-ṣāliḥīna. Dia Sulaiman tersenyum seraya tertawa karena mendengar perkataan semut itu. Dia berdoa, “Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham dan kemampuan untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan untuk tetap mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai. Aku memohon pula masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.” وَتَفَقَّدَ الطَّيْرَ فَقَالَ مَا لِيَ لَآ اَرَى الْهُدْهُدَۖ اَمْ كَانَ مِنَ الْغَاۤىِٕبِيْنَ Wa tafaqqadaṭ-ṭaira fa qāla mā liya lā aral-hudhuda, am kāna minal-gā'ibīna. Dia Sulaiman memeriksa pasukan burung, lalu berkata, “Mengapa aku tidak melihat Hudhud? Ataukah ia termasuk yang tidak hadir? لَاُعَذِّبَنَّهٗ عَذَابًا شَدِيْدًا اَوْ لَاَا۟ذْبَحَنَّهٗٓ اَوْ لَيَأْتِيَنِّيْ بِسُلْطٰنٍ مُّبِيْنٍ La'uażżibannahū ażāban syadīdan au la'ażbaḥannahū au laya'tiyannī bisulṭānim mubīnin. Pasti akan kuhukum ia dengan hukuman yang berat atau kusembelih ia, kecuali jika ia datang kepadaku dengan alasan yang jelas.” فَمَكَثَ غَيْرَ بَعِيْدٍ فَقَالَ اَحَطْتُّ بِمَا لَمْ تُحِطْ بِهٖ وَجِئْتُكَ مِنْ سَبَاٍ ۢبِنَبَاٍ يَّقِيْنٍ Famakaṡa gaira baīdin faqāla aḥaṭtu bimā lam tuḥiṭ bihī wa ji'tuka min saba'im binaba'iy yaqīnin. Tidak lama kemudian datanglah Hudhud, lalu ia berkata, “Aku telah mengetahui sesuatu yang belum engkau ketahui. Aku datang kepadamu dari negeri Saba’ membawa suatu berita penting yang meyakinkan kebenarannya. اِنِّيْ وَجَدْتُّ امْرَاَةً تَمْلِكُهُمْ وَاُوْتِيَتْ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ وَّلَهَا عَرْشٌ عَظِيْمٌ Innī wajattumra'atan tamlikuhum wa ūtiyat min kulli syai'iw wa lahā arsyun aẓīmun. Sesungguhnya aku mendapati ada seorang perempuan yang memerintah mereka penduduk negeri Saba’. Dia dianugerahi segala sesuatu dan memiliki singgasana yang besar. وَجَدْتُّهَا وَقَوْمَهَا يَسْجُدُوْنَ لِلشَّمْسِ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطٰنُ اَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيْلِ فَهُمْ لَا يَهْتَدُوْنَۙ Wajattuhā wa qaumahā yasjudūna lisy-syamsi min dūnillāhi wa zayyana lahumusy-syaiṭānu amālahum fa ṣaddahum anis-sabīli fahum lā yahtadūna. Aku burung Hudhud mendapati dia dan kaumnya sedang menyembah matahari, bukan Allah. Setan telah menghiasi perbuatan-perbuatan buruk itu agar terasa indah bagi mereka sehingga menghalanginya dari jalan Allah. Mereka tidak mendapat petunjuk. اَلَّا يَسْجُدُوْا لِلّٰهِ الَّذِيْ يُخْرِجُ الْخَبْءَ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَيَعْلَمُ مَا تُخْفُوْنَ وَمَا تُعْلِنُوْنَ Allā yasjudū lillāhil-lażī yukhrijul-khab'a fis-samāwāti wal-arḍi wa yalamu mā tukhfūna wa mā tulinūna. Mereka juga tidak menyembah Allah yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan yang kamu nyatakan. اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۙ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ ۩ Allāhu lā ilāha illā huwa rabbul-arsyil-aẓīmi. Allah, tidak ada tuhan melainkan Dia, Tuhan yang mempunyai ʻArasy yang agung.” ۞ قَالَ سَنَنْظُرُ اَصَدَقْتَ اَمْ كُنْتَ مِنَ الْكٰذِبِيْنَ Qāla sananẓuru aṣadaqta am kunta minal-kāżibīna. Dia Sulaiman berkata, “Kami akan memperhatikan apakah engkau benar atau termasuk orang-orang yang berdusta. اِذْهَبْ بِّكِتٰبِيْ هٰذَا فَاَلْقِهْ اِلَيْهِمْ ثُمَّ تَوَلَّ عَنْهُمْ فَانْظُرْ مَاذَا يَرْجِعُوْنَ Iżhab bikitābī hāżā fa alqih ilaihim ṡumma tawalla anhum fanẓur māżā yarjiūna. Pergilah dengan membawa suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka. Kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan!” قَالَتْ يٰٓاَيُّهَا الْمَلَؤُا اِنِّيْٓ اُلْقِيَ اِلَيَّ كِتٰبٌ كَرِيْمٌ Qālat yā ayyuhal-mala'u innī ulqiya ilayya kitābun karīmun. Dia Balqis berkata, “Wahai para pembesar, sesungguhnya telah disampaikan kepadaku sebuah surat yang penting.” اِنَّهٗ مِنْ سُلَيْمٰنَ وَاِنَّهٗ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ۙ Innahū min sulaimāna wa innahū bismillāhir-raḥmānir-raḥīmi. Sesungguhnya surat itu berasal dari Sulaiman yang isinya berbunyi, “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. اَلَّا تَعْلُوْا عَلَيَّ وَأْتُوْنِيْ مُسْلِمِيْنَ ࣖ Allā talū alayya wa'tūnī muslimīna. Janganlah engkau berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri!” قَالَتْ يٰٓاَيُّهَا الْمَلَؤُا اَفْتُوْنِيْ فِيْٓ اَمْرِيْۚ مَا كُنْتُ قَاطِعَةً اَمْرًا حَتّٰى تَشْهَدُوْنِ Qālat yā ayyuhal-mala'u aftūnī fī amrī, mā kuntu qāṭiatan amran ḥattā tasyhadūni. Dia Balqis berkata, “Wahai para pembesar, berilah aku pertimbangan dalam urusanku ini. Aku tidak pernah memutuskan suatu urusan sebelum kamu hadir dalam majelisku.” قَالُوْا نَحْنُ اُولُوْا قُوَّةٍ وَّاُولُوْا بَأْسٍ شَدِيْدٍ ەۙ وَّالْاَمْرُ اِلَيْكِ فَانْظُرِيْ مَاذَا تَأْمُرِيْنَ Qālū naḥnu ulū quwwatiw wa ulū ba'sin syadīdin, wal-amru ilaiki fanẓurī māżā ta'murīna. Mereka menjawab, “Kita memiliki kekuatan dan ketangkasan yang luar biasa untuk berperang, tetapi keputusan berada di tanganmu. Maka, pertimbangkanlah apa yang akan engkau perintahkan.” قَالَتْ اِنَّ الْمُلُوْكَ اِذَا دَخَلُوْا قَرْيَةً اَفْسَدُوْهَا وَجَعَلُوْٓا اَعِزَّةَ اَهْلِهَآ اَذِلَّةً ۚوَكَذٰلِكَ يَفْعَلُوْنَ Qālat innal-mulūka iżā dakhalū qaryatan afsadūhā wa jaalū aizzata ahlihā ażillahtan, wa każālika yafalūna. Dia Balqis berkata, “Sesungguhnya raja-raja apabila menaklukkan suatu negeri, mereka tentu membinasakannya dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina. Demikianlah yang mereka akan perbuat. وَاِنِّيْ مُرْسِلَةٌ اِلَيْهِمْ بِهَدِيَّةٍ فَنٰظِرَةٌ ۢبِمَ يَرْجِعُ الْمُرْسَلُوْنَ Wa innī mursilatun ilaihim bihadiyyatin fanāẓiratun bima yarjiul-mursalūna. Sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan membawa hadiah dan aku akan menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh para utusan itu.” فَلَمَّا جَاۤءَ سُلَيْمٰنَ قَالَ اَتُمِدُّوْنَنِ بِمَالٍ فَمَآ اٰتٰىنِ َۧ اللّٰهُ خَيْرٌ مِّمَّآ اٰتٰىكُمْۚ بَلْ اَنْتُمْ بِهَدِيَّتِكُمْ تَفْرَحُوْنَ Falammā jā'a sulaimāna qāla atumiddūnani bimālin famā ātāniyallāhu khairum mimmā ātākum, bal antum bihadiyyatikum tafraḥūna. Ketika para utusan itu sampai kepada Sulaiman, dia berkata, “Apakah kamu akan memberi harta kepadaku sebagai hadiah? Apa yang Allah berikan kepadaku lebih baik daripada apa yang Allah berikan kepadamu, tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu. اِرْجِعْ اِلَيْهِمْ فَلَنَأْتِيَنَّهُمْ بِجُنُوْدٍ لَّا قِبَلَ لَهُمْ بِهَا وَلَنُخْرِجَنَّهُمْ مِّنْهَآ اَذِلَّةً وَّهُمْ صٰغِرُوْنَ Irji ilaihim falana'tiyannahum bijunūdil lā qibala lahum bihā wa lanukhrijannahum minhā ażillataw wa hum ṣāgirūna. Pulanglah kepada mereka dengan membawa kembali hadiahmu! Kami pasti akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang tidak mungkin dikalahkan. Kami pasti akan mengusir mereka dari negeri itu Saba’ dalam keadaan terhina lagi tunduk.” قَالَ يٰٓاَيُّهَا الْمَلَؤُا اَيُّكُمْ يَأْتِيْنِيْ بِعَرْشِهَا قَبْلَ اَنْ يَّأْتُوْنِيْ مُسْلِمِيْنَ Qāla yā ayyuhal-mala'u ayyukum ya'tīnī biarsyihā qabla ay ya'tūnī muslimīna. Dia Sulaiman berkata, “Wahai para pembesar, siapakah di antara kamu yang sanggup membawakanku singgasananya sebelum mereka datang menyerahkan diri?” قَالَ عِفْرِيْتٌ مِّنَ الْجِنِّ اَنَا۠ اٰتِيْكَ بِهٖ قَبْلَ اَنْ تَقُوْمَ مِنْ مَّقَامِكَۚ وَاِنِّيْ عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ اَمِيْنٌ Qāla ifrītum minal-jinni ana atīka bihī qabla an taqūma mim maqāmika, wa innī alaihi laqawiyyun amīnun. Ifrit dari golongan jin berkata, “Akulah yang akan membawanya kepadamu sebelum engkau berdiri dari singgasanamu. Sesungguhnya aku benar-benar kuat lagi dapat dipercaya.” قَالَ الَّذِيْ عِنْدَهٗ عِلْمٌ مِّنَ الْكِتٰبِ اَنَا۠ اٰتِيْكَ بِهٖ قَبْلَ اَنْ يَّرْتَدَّ اِلَيْكَ طَرْفُكَۗ فَلَمَّا رَاٰهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهٗ قَالَ هٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّيْۗ لِيَبْلُوَنِيْٓ ءَاَشْكُرُ اَمْ اَكْفُرُۗ وَمَنْ شَكَرَ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ رَبِّيْ غَنِيٌّ كَرِيْمٌ Qālal-lażī indahū ilmum minal-kitābi ana ātīka bihī qabla ay yartadda ilaika ṭarfuka, falammā ra'āhu mustaqirran indahū qāla hāżā min faḍli rabbī, liyabluwanī a'asykuru am akfuru, wa man syakara fa'innamā yasykuru linafsihī, wa man kafara fa'inna rabbī ganiyyun karīmun. Seorang yang mempunyai ilmu dari kitab suci berkata, “Aku akan mendatangimu dengan membawa singgasana itu sebelum matamu berkedip.” Ketika dia Sulaiman melihat singgasana itu ada di hadapannya, dia pun berkata, “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau berbuat kufur. Siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri. Siapa yang berbuat kufur, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya lagi Mahamulia.” قَالَ نَكِّرُوْا لَهَا عَرْشَهَا نَنْظُرْ اَتَهْتَدِيْٓ اَمْ تَكُوْنُ مِنَ الَّذِيْنَ لَا يَهْتَدُوْنَ Qāla nakkirū lahā arsyahā nanẓur atahtadī am takūnu minal-lażīna lā yahtadūna. Dia Sulaiman berkata, “Ubahlah untuknya singgasananya, kita akan melihat apakah dia Balqis mengenali-nya atau tidak mengenali.” فَلَمَّا جَاۤءَتْ قِيْلَ اَهٰكَذَا عَرْشُكِۗ قَالَتْ كَاَنَّهٗ هُوَۚ وَاُوْتِيْنَا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهَا وَكُنَّا مُسْلِمِيْنَ Falammā jā'at qīla ahakażā arsyuki, qālat ka'annahū huwa, wa ūtīnal-ilma min qablihā wa kunnā muslimīna. Ketika dia Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya, “Serupa inikah singgasanamu?” Dia Balqis menjawab, “Sepertinya ya. Kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri kepada Allah.” وَصَدَّهَا مَا كَانَتْ تَّعْبُدُ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗاِنَّهَا كَانَتْ مِنْ قَوْمٍ كٰفِرِيْنَ Wa ṣaddahā mā kānat tabudu min dūnillāhi, innahā kānat min qaumin kāfirīna. Kebiasaannya Balqis menyembah selain Allah telah mencegahnya dari tauhid. Sesungguhnya dia dahulu termasuk kaum yang kafir. قِيْلَ لَهَا ادْخُلِى الصَّرْحَۚ فَلَمَّا رَاَتْهُ حَسِبَتْهُ لُجَّةً وَّكَشَفَتْ عَنْ سَاقَيْهَاۗ قَالَ اِنَّهٗ صَرْحٌ مُّمَرَّدٌ مِّنْ قَوَارِيْرَ ەۗ قَالَتْ رَبِّ اِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ وَاَسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْمٰنَ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ࣖ Qīla lahadkhuliṣ-ṣarḥa, falammā ra'athu ḥasibathu lujjataw wa kasyafat an sāqaihā, qāla innahū ṣarḥum mumarradum min qawārīra, qālat rabbi innī ẓalamtu nafsī wa aslamtu maa sulaimāna lillāhi rabbil-ālamīna. Dikatakan kepadanya Balqis, “Masuklah ke istana.” Ketika dia Balqis melihat lantai istana itu, dia menyangkanya kolam air yang besar. Dia menyingkapkan gaun yang menutupi kedua betisnya. Dia Sulaiman berkata, “Sesungguhnya ini hanyalah lantai licin berkilap yang terbuat dari kaca.” Dia Balqis berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku. Aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam.” وَلَقَدْ اَرْسَلْنَآ اِلٰى ثَمُوْدَ اَخَاهُمْ صٰلِحًا اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ فَاِذَا هُمْ فَرِيْقٰنِ يَخْتَصِمُوْنَ Wa laqad arsalnā ilā ṡamūda akhāhum ṣāliḥan anibudullāha fa'iżā hum farīqāni yakhtaṣimūna. Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus kepada kaum Samud saudara mereka sesuku, yaitu Saleh yang menyeru, “Sembahlah Allah!” Tiba-tiba mereka menjadi dua golongan yang bermusuhan. قَالَ يٰقَوْمِ لِمَ تَسْتَعْجِلُوْنَ بِالسَّيِّئَةِ قَبْلَ الْحَسَنَةِۚ لَوْلَا تَسْتَغْفِرُوْنَ اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ Qāla yā qaumi lima tastajilūna bis-sayyi'ati qablal-ḥasanahti, lau lā tastagfirūnallāha laallakum turḥamūna. Dia Saleh berkata, “Wahai kaumku, mengapa kamu meminta disegerakan keburukan azab sebelum meminta kebaikan rahmat? Mengapa kamu tidak memohon ampunan kepada Allah agar kamu dirahmati?” قَالُوا اطَّيَّرْنَا بِكَ وَبِمَنْ مَّعَكَۗ قَالَ طٰۤىِٕرُكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ تُفْتَنُوْنَ Qāluṭ ṭayyarnā bika wa bimam maaka, qāla ṭā'irukum indallāhi bal antum qaumun tuftanūna. Mereka menjawab, “Kami bernasib malang karena engkau dan orang-orang yang bersamamu.” Dia Saleh berkata, “Nasibmu malang atau tidak ditetapkan di sisi Allah bukan karena kami. Kamu adalah kaum yang sedang diuji.” وَكَانَ فِى الْمَدِيْنَةِ تِسْعَةُ رَهْطٍ يُّفْسِدُوْنَ فِى الْاَرْضِ وَلَا يُصْلِحُوْنَ Wa kāna fil-madīnati tisatu rahṭiy yufsidūna fil-arḍi wa lā yuṣliḥūna. Di kota itu ada sembilan orang laki-laki yang berbuat kerusakan di bumi. Mereka tidak melakukan perbaikan. قَالُوْا تَقَاسَمُوْا بِاللّٰهِ لَنُبَيِّتَنَّهٗ وَاَهْلَهٗ ثُمَّ لَنَقُوْلَنَّ لِوَلِيِّهٖ مَا شَهِدْنَا مَهْلِكَ اَهْلِهٖ وَاِنَّا لَصٰدِقُوْنَ Qālū taqāsamū billāhi lanubayyitannahū wa ahlahū ṡumma lanaqūlanna liwaliyyihī mā syahidnā mahlika ahlihī wa innā laṣādiqūna. Mereka berkata, “Bersumpahlah kamu masing-masing dengan nama Allah bahwa kita pasti akan menyerang dia Saleh bersama keluarganya pada malam hari. Kemudian, kita akan mengatakan kepada ahli warisnya bahwa kita tidak menyaksikan kebinasaan keluarganya itu. Sesungguhnya kita adalah orang-orang yang benar.” وَمَكَرُوْا مَكْرًا وَّمَكَرْنَا مَكْرًا وَّهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ Wa makarū makraw wa makarnā makraw wa hum lā yasyurūna. Mereka membuat tipu daya dan Kami pun menyusun tipu daya, sedangkan mereka tidak sadar. فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ مَكْرِهِمْ اَنَّا دَمَّرْنٰهُمْ وَقَوْمَهُمْ اَجْمَعِيْنَ Fanẓur kaifa kāna āqibatu makrihim annā dammarnāhum wa qaumahum ajmaīna. Perhatikanlah bagaimana akibat tipu daya mereka bahwa sesungguhnya Kami membinasakan mereka dan semua kaumnya. فَتِلْكَ بُيُوْتُهُمْ خَاوِيَةً ۢبِمَا ظَلَمُوْاۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لِّقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ Fatilka buyūtuhum khāwiyatam bimā ẓalamū, inna fī żālika la'āyatal liqaumiy yalamūna. Itulah rumah-rumah mereka yang kosong sebagai bukti bahwa mereka binasa akibat kezaliman mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang mengetahui. وَاَنْجَيْنَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَكَانُوْا يَتَّقُوْنَ Wa anjainal-lażīna āmanū wa kānū yattaqūna. Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa. وَلُوْطًا اِذْ قَالَ لِقَوْمِهٖٓ اَتَأْتُوْنَ الْفَاحِشَةَ وَاَنْتُمْ تُبْصِرُوْنَ Wa lūṭan iż qāla liqaumihī ata'tūnal-fāḥisyata wa antum tubṣirūna. Ingatlah kisah Lut ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan keji, padahal kamu mengetahui kekejiannya?” اَىِٕنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِّنْ دُوْنِ النِّسَاۤءِ ۗبَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُوْنَ A'innakum lata'tūnar-rijāla syahwatam min dūnin-nisā'i, bal antum qaumun tajhalūna. Mengapa kamu mendatangi laki-laki, bukan perempuan, untuk memenuhi syahwat-mu? Sungguh, kamu adalah kaum yang melakukan perbuatan bodoh.” ۞ فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهٖٓ اِلَّآ اَنْ قَالُوْٓا اَخْرِجُوْٓا اٰلَ لُوْطٍ مِّنْ قَرْيَتِكُمْۙ اِنَّهُمْ اُنَاسٌ يَّتَطَهَّرُوْنَ Famā kāna jawāba qaumihī illā an qālū akhrijū āla lūṭim min qaryatikum, innahum unāsuy yataṭahharūna. Jawaban kaumnya tidak lain hanya dengan mengatakan, “Usirlah Lut dan pengikutnya dari negerimu! Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu menyucikan diri dari perbuatan keji.” فَاَنْجَيْنٰهُ وَاَهْلَهٗٓ اِلَّا امْرَاَتَهٗ قَدَّرْنٰهَا مِنَ الْغٰبِرِيْنَ Fa'anjaināhu wa ahlahū illamra'atahū qaddarnāhā minal-gābirīna. Kami menyelamatkan dia dan keluarganya, kecuali istrinya. Kami telah menentukan istri-nya termasuk orang-orang kafir yang tertinggal. وَاَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَّطَرًاۚ فَسَاۤءَ مَطَرُ الْمُنْذَرِيْنَ ࣖ Wa amṭarnā alaihim maṭarān, fasā'a maṭarul-munżarīna. Kami hujani mereka dengan batu. Betapa buruk hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu. قُلِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَسَلٰمٌ عَلٰى عِبَادِهِ الَّذِيْنَ اصْطَفٰىۗ ءٰۤاللّٰهُ خَيْرٌ اَمَّا يُشْرِكُوْنَ ۔ Qulil-ḥamdu lillāhi wa salāmun alā ibādihil-lażīnaṣṭafā, āllāhu khairun ammā yusyrikūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Segala puji bagi Allah dan salam sejahtera atas hamba-hamba-Nya yang dipilih-Nya. Apakah Allah yang lebih baik ataukah apa yang mereka persekutukan dengan-Nya?” اَمَّنْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَاَنْزَلَ لَكُمْ مِّنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَنْۢبَتْنَا بِهٖ حَدَاۤىِٕقَ ذَاتَ بَهْجَةٍۚ مَا كَانَ لَكُمْ اَنْ تُنْۢبِتُوْا شَجَرَهَاۗ ءَاِلٰهٌ مَّعَ اللّٰهِ ۗبَلْ هُمْ قَوْمٌ يَّعْدِلُوْنَ ۗ Am man khalaqas-samāwāti wal-arḍa wa anzala minas-samā'i mā'an fa ambatnā bihī ḥadā'iqa żāta bahjahtin, mā kāna lakum an tumbitū syajarahā, a'ilāhum maallāhi, bal hum qaumuy yadilūna. Apakah yang kamu sekutukan itu lebih baik ataukah Zat yang menciptakan langit dan bumi serta yang menurunkan air dari langit untukmu, lalu Kami menumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah yang kamu tidak akan mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah ada tuhan lain bersama Allah? Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. اَمَّنْ جَعَلَ الْاَرْضَ قَرَارًا وَّجَعَلَ خِلٰلَهَآ اَنْهٰرًا وَّجَعَلَ لَهَا رَوَاسِيَ وَجَعَلَ بَيْنَ الْبَحْرَيْنِ حَاجِزًاۗ ءَاِلٰهٌ مَّعَ اللّٰهِ ۗبَلْ اَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ ۗ Am man jaalal-arḍa qarāraw wa jaala khilālahā anhāraw wa jaala lahā rawāsiya wa jaala bainal-baḥraini ḥājizān, a'ilāhum maallāhi, bal akṡaruhum lā yalamūna. Apakah yang kamu sekutukan itu lebih baik ataukah Zat yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, menjadikan gunung-gunung untuk mengukuhkan-nya, dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah ada tuhan lain bersama Allah? Sebenarnya kebanyakan mereka tidak mengetahui. اَمَّنْ يُّجِيْبُ الْمُضْطَرَّ اِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوْۤءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاۤءَ الْاَرْضِۗ ءَاِلٰهٌ مَّعَ اللّٰهِ ۗقَلِيْلًا مَّا تَذَكَّرُوْنَۗ Am may yujībul-muḍṭarra iżā daāhu wa yaksyifus-sū'a wa yajalukum khulafā'a fil-arḍi, a'ilāhum maallāhi, qalīlam mā tażakkarūna. Apakah yang kamu sekutukan itu lebih baik ataukah Zat yang mengabulkan doa orang yang berada dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, menghilangkan kesusahan, dan menjadikan kamu manusia sebagai khalifah pemimpin di bumi? Apakah ada tuhan lain bersama Allah? Sedikit sekali nikmat Allah yang kamu ingat. اَمَّنْ يَّهْدِيْكُمْ فِيْ ظُلُمٰتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَنْ يُّرْسِلُ الرِّيٰحَ بُشْرًاۢ بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهٖۗ ءَاِلٰهٌ مَّعَ اللّٰهِ ۗتَعٰلَى اللّٰهُ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ Am may yahdīkum fī ẓulumātil-barri wal-baḥri wa may yursilur-riyāḥa busyram baina yadai raḥmatihī, a'ilāhum maallāhi, taālallāhu ammā yusyrikūna. Apakah yang kamu sekutukan itu lebih baik ataukah Zat yang memberi petunjuk kepadamu dalam kegelapan darat dan laut serta yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya? Apakah ada tuhan lain bersama Allah? Mahatinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan. اَمَّنْ يَّبْدَؤُا الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيْدُهٗ وَمَنْ يَّرْزُقُكُمْ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِۗ ءَاِلٰهٌ مَّعَ اللّٰهِ ۗقُلْ هَاتُوْا بُرْهَانَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ Am may yabda'ul-khalqa ṡumma yuīduhū wa may yarzuqukum minas-samā'i wal-arḍi, a'ilāhum maallāhi, qul hātū burhānakum in kuntum ṣādiqīna. Apakah yang kamu sekutukan itu lebih baik ataukah Zat yang menciptakan makhluk dari permulaannya kemudian mengulanginya lagi dan yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Apakah ada tuhan lain bersama Allah? Katakanlah, “Kemukakanlah bukti kebenaranmu jika kamu orang-orang benar.” قُلْ لَّا يَعْلَمُ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ الْغَيْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗوَمَا يَشْعُرُوْنَ اَيَّانَ يُبْعَثُوْنَ Qul lā yalamu man fis-samāwāti wal-arḍil gaiba illallāhu, wa mā yasyurūna ayyāna yubaṡūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Tidak ada siapa pun di langit dan di bumi yang mengetahui sesuatu yang gaib selain Allah. Mereka juga tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan.” بَلِ ادّٰرَكَ عِلْمُهُمْ فِى الْاٰخِرَةِۗ بَلْ هُمْ فِيْ شَكٍّ مِّنْهَاۗ بَلْ هُمْ مِّنْهَا عَمُوْنَ ࣖ Balid dāraka ilmuhum fil-ākhirahti, bal hum fī syakkim minhā, bal hum minhā amūna. Bahkan, pengetahuan mereka tentang akhirat akan diperoleh kemudian. Bahkan, mereka ragu-ragu tentang akhirat itu. Bahkan, mereka buta tentang itu. وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا ءَاِذَا كُنَّا تُرٰبًا وَّاٰبَاۤؤُنَآ اَىِٕنَّا لَمُخْرَجُوْنَ Wa qālal-lażīna kafarū a'iżā kunnā turābaw wa ābā'unā a'innā lamukhrajūna. Orang-orang yang kufur berkata, “Setelah kami menjadi tanah dan begitu pula nenek moyang kami, apakah benar sesungguhnya kami akan dikeluarkan dari kubur? لَقَدْ وُعِدْنَا هٰذَا نَحْنُ وَاٰبَاۤؤُنَا مِنْ قَبْلُۙ اِنْ هٰذَآ اِلَّآ اَسَاطِيْرُ الْاَوَّلِيْنَ Laqad wuidnā hāżā naḥnu wa ābā'unā min qablu, in hāżā illā asāṭīrul-awwalīna. Sebelumnya kami telah diberi ancaman dengan hari Kebangkitan ini dan begitu pula nenek moyang kami sebelumnya. Sebenarnya ini hanyalah dongengan orang-orang terdahulu.” قُلْ سِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُجْرِمِيْنَ Qul sīrū fil-arḍi fanẓurū kaifa kāna āqibatul-mujrimīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Berjalanlah di bumi, lalu perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa.” وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُنْ فِيْ ضَيْقٍ مِّمَّا يَمْكُرُوْنَ Wa lā taḥzan alaihim wa lā takun fī ḍaiqim mimmā yamkurūna. Janganlah engkau bersedih terhadap mereka dan janganlah merasa sempit hati terhadap upaya tipu daya mereka. وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ Wa yaqūlūna matā hāżal-wadu in kuntum ṣādiqīna. Mereka orang-orang yang kufur berkata, “Kapankah datangnya janji azab ini jika kamu orang-orang benar?” قُلْ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنَ رَدِفَ لَكُمْ بَعْضُ الَّذِيْ تَسْتَعْجِلُوْنَ Qul asā ay yakūna radifa lakum baḍul-lażī tastajilūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Boleh jadi sebagian dari azab yang kamu minta disegerakan itu telah hampir sampai kepadamu.” وَاِنَّ رَبَّكَ لَذُوْ فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ لَا يَشْكُرُوْنَ Wa inna rabbaka lażū faḍlin alan-nāsi wa lākinna akṡarahum lā yasykurūna. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Zat yang memberi karunia kepada manusia, tetapi kebanyakan mereka tidak bersyukur. وَاِنَّ رَبَّكَ لَيَعْلَمُ مَا تُكِنُّ صُدُوْرُهُمْ وَمَا يُعْلِنُوْنَ Wa inna rabbaka layalamu mā tukinnu ṣudūruhum wa mā yulinūna. Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui apa yang mereka sembunyikan dalam dadanya dan apa yang mereka nyatakan. وَمَا مِنْ غَاۤىِٕبَةٍ فِى السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ Wa mā min gā'ibatin fis-samā'i wal-arḍi illā fī kitābim mubīnin. Tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi di langit dan di bumi melainkan tercatat dalam kitab yang nyata Lauh Mahfuz. اِنَّ هٰذَا الْقُرْاٰنَ يَقُصُّ عَلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اَكْثَرَ الَّذِيْ هُمْ فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ Inna hāżal-qur'āna yaquṣṣu alā banī isrā'īla akṡaral-lażī hum fīhi yakhtalifūna. Sesungguhnya Al-Qur’an ini menjelaskan kepada Bani Israil sebagian besar dari persoalan yang mereka perselisihkan. وَاِنَّهٗ لَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ Wa innahū lahudaw wa raḥmatul lil-mu'minīna. Sesungguhnya ia Al-Qur’an benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang mukmin. اِنَّ رَبَّكَ يَقْضِيْ بَيْنَهُمْ بِحُكْمِهٖۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْعَلِيْمُۚ Inna rabbaka yaqḍī bainahum biḥukmihī, wa huwal-azīzul-alīmu. Sesungguhnya Tuhanmu akan menyelesaikan perkara di antara mereka dengan putusan-Nya. Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui. فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗاِنَّكَ عَلَى الْحَقِّ الْمُبِيْنِ Fatawakkal alallāhi, innaka alal-ḥaqqil mubīni. Maka, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya engkau Nabi Muhammad berada di atas kebenaran yang nyata. اِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتٰى وَلَا تُسْمِعُ الصُّمَّ الدُّعَاۤءَ اِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِيْنَ Innaka lā tusmiul-mautā wa lā tusmiuṣ-ṣummad-duā'a iżā wallau mudbirīna. Sesungguhnya engkau tidak dapat menjadikan orang yang mati dan orang yang tuli dapat mendengar seruan apabila mereka telah berpaling ke belakang. وَمَآ اَنْتَ بِهٰدِى الْعُمْيِ عَنْ ضَلٰلَتِهِمْۗ اِنْ تُسْمِعُ اِلَّا مَنْ يُّؤْمِنُ بِاٰيٰتِنَا فَهُمْ مُّسْلِمُوْنَ Wa mā anta bihādil-umyi an ḍalālatihim, in tusmiu illā may yu'minu bi'āyātinā fahum muslimūna. Engkau bukanlah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang buta mata hatinya dari kesesatannya. Engkau tidak dapat menjadikan seorang pun mendengar, kecuali orang yang beriman pada ayat-ayat Kami dan mereka berserah diri. ۞ وَاِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ اَخْرَجْنَا لَهُمْ دَاۤبَّةً مِّنَ الْاَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ اَنَّ النَّاسَ كَانُوْا بِاٰيٰتِنَا لَا يُوْقِنُوْنَ ࣖ Wa iżā waqaal-qaulu alaihim akhrajnā lahum dābbatam minal-arḍi tukallimuhum annan-nāsa kānū bi'āyātinā lā yūqinūna. Apabila perkataan ketentuan masa kehancuran alam telah berlaku atas mereka, Kami mengeluarkan makhluk bergerak dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa manusia selama ini tidak yakin pada ayat-ayat Kami. وَيَوْمَ نَحْشُرُ مِنْ كُلِّ اُمَّةٍ فَوْجًا مِّمَّنْ يُّكَذِّبُ بِاٰيٰتِنَا فَهُمْ يُوْزَعُوْنَ Wa yauma naḥsyuru min kulli ummatin faujam mimmay yukażżibu bi'āyātinā fahum yūzaūna. Ingatlah pada hari ketika Kami mengumpulkan segolongan orang dari setiap umat, yaitu mereka yang mendustakan ayat-ayat Kami, lalu mereka dibagi-bagi dalam kelompok. حَتّٰٓى اِذَا جَاۤءُوْ قَالَ اَكَذَّبْتُمْ بِاٰيٰتِيْ وَلَمْ تُحِيْطُوْا بِهَا عِلْمًا اَمَّاذَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ Ḥattā iżā jā'ū qāla akażżabtum bi'āyātī wa lam tuḥīṭū bihā ilman ammāżā kuntum tamalūna. Sehingga, apabila mereka datang, Dia Allah berfirman, “Mengapa kamu mendustakan ayat-ayat-Ku, padahal kamu tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang itu atau jika tidak mendustakannya, apa yang selalu kamu lakukan?” وَوَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ بِمَا ظَلَمُوْا فَهُمْ لَا يَنْطِقُوْنَ Wa waqaal-qaulu alaihim bimā ẓalamū fahum lā yanṭiqūna. Berlakulah perkataan keputusan azab atas mereka karena kezalimannya sehingga mereka tidak dapat berkata untuk membela diri. اَلَمْ يَرَوْا اَنَّا جَعَلْنَا الَّيْلَ لِيَسْكُنُوْا فِيْهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًاۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ Alam yarau annā jaalnal-laila liyaskunū fīhi wan-nahāra mubṣirān, inna fī żālika la'āyātil liqaumiy yu'minūna. Apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Kami telah menciptakan malam agar mereka beristirahat padanya dan menciptakan siang yang terang-benderang? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum beriman. وَيَوْمَ يُنْفَخُ فِى الصُّوْرِ فَفَزِعَ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ اِلَّا مَنْ شَاۤءَ اللّٰهُ ۗوَكُلٌّ اَتَوْهُ دٰخِرِيْنَ Wa yauma yunfakhu fiṣ-ṣūri fa fazia man fis-samāwāti wa man fil-arḍi illā man syā'allāhu, wa kullun atauhu dākhirīna. Ingatlah pada hari ketika sangkakala ditiup sehingga terkejutlah semua yang ada di langit dan semua yang ada di bumi, kecuali yang Allah kehendaki. Semuanya datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri. وَتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَّهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِۗ صُنْعَ اللّٰهِ الَّذِيْٓ اَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍۗ اِنَّهٗ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَفْعَلُوْنَ Wa taral-jibāla taḥsabuhā jāmidataw wa hiya tamurru marras saḥābi, ṣunallāhil-lażī atqana kulla syai'in, innahū khabīrum bimā tafalūna. Engkau akan melihat gunung-gunung yang engkau kira tetap di tempatnya, padahal ia berjalan seperti jalannya awan. Demikianlah penciptaan Allah menjadikan segala sesuatu dengan sempurna. Sesungguhnya Dia Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. مَنْ جَاۤءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهٗ خَيْرٌ مِّنْهَاۚ وَهُمْ مِّنْ فَزَعٍ يَّوْمَىِٕذٍ اٰمِنُوْنَ Man jā'a bil-ḥasanati falahū khairum minhā, wa hum min fazaiy yauma'iżin āminūna. Siapa yang datang membawa kebaikan, maka dia memperoleh balasan yang lebih baik daripadanya dan mereka merasa aman dari kejutan yang dahsyat pada hari itu. وَمَنْ جَاۤءَ بِالسَّيِّئَةِ فَكُبَّتْ وُجُوْهُهُمْ فِى النَّارِۗ هَلْ تُجْزَوْنَ اِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ Wa man jā'a bis-sayyi'ati fakubbat wujūhuhum fin-nāri, hal tujzauna illā mā kuntum tamalūna. Siapa yang datang membawa kejahatan, maka disungkurkanlah wajah mereka ke dalam neraka. Apakah kamu diberi balasan selain yang setimpal dengan apa yang telah kamu kerjakan? اِنَّمَآ اُمِرْتُ اَنْ اَعْبُدَ رَبَّ هٰذِهِ الْبَلْدَةِ الَّذِيْ حَرَّمَهَا وَلَهٗ كُلُّ شَيْءٍ وَّاُمِرْتُ اَنْ اَكُوْنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ ۙ Innamā umirtu an abuda rabba hāżihil-baldatil-lażī ḥarramahā wa lahū kullu syai'iw wa umirtu an akūna minal-muslimīna. Sesungguhnya aku Nabi Muhammad hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini Makkah yang telah menjadikannya suci dan memiliki segala sesuatu. Aku diperintahkan agar masuk ke dalam golongan orang-orang muslim. وَاَنْ اَتْلُوَا الْقُرْاٰنَ ۚفَمَنِ اهْتَدٰى فَاِنَّمَا يَهْتَدِيْ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ ضَلَّ فَقُلْ اِنَّمَآ اَنَا۠ مِنَ الْمُنْذِرِيْنَ Wa an atluwal-qur'āna, famanihtadā fa'innamā yahtadī linafsihī, wa man ḍalla faqul innamā ana minal-munżirīna. Aku juga hanya diperintahkan agar membacakan Al-Qur’an kepada manusia. Maka, siapa yang mendapat petunjuk, sesungguhnya dia mendapatkannya untuk kebaikan dirinya. Siapa yang sesat, maka katakanlah, “Sesungguhnya aku ini tidak lain hanyalah salah seorang pemberi peringatan.” وَقُلِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ سَيُرِيْكُمْ اٰيٰتِهٖ فَتَعْرِفُوْنَهَاۗ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ ࣖ Wa qulil-ḥamdu lillāhi sayurīkum āyātihī fatarifūnahā, wa mā rabbuka bigāfilin ammā tamalūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Segala puji bagi Allah. Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya sehingga kamu akan mengetahuinya. Tuhanmu tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Jakarta - Doa supaya rezeki mengalir setiap hari bisa dijadikan sebagai amalan harian bagi umat muslim. Setiap umat manusia tentu menginginkan agar diberi rezeki yang berkah berlimpah dari Allah bekerja dan berusaha, salah satu jalan yang dapat ditempuh supaya mendapat rezeki berlimpah, yaitu dengan berdoa dan memohon kepada Allah SWT. Berdoa juga merupakan bagian dari kewajiban seorang dari buku Surga yang Allah Janjikan karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Allah SWT menyukai hamba yang paling sering berdoa dan orang yang memohon dengan sungguh dalam berdoa. Bahkan, diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW pernah bersabda مَنْ لَمْ يَسْأَلْ الله غَضَبَ اللهُ عَلَيْهِ"Barangsiapa tidak mau meminta kepada Allah, Allah akan marah kepadanya." HR Bukhari, Ahmad, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah.Lantas, seperti apa doa supaya rezeki mengalir setiap hari? Berikut supaya Rezeki Mengalir Setiap HariMengutip dari buku Cara Kaya Seperti Nabi Sulaiman karya Ahmad Zainal Abidin, berikut ini beberapa doa supaya rezeki mengalir setiap hari yang bisa diamalkan1. Doa Nabi SulaimanNabi Sulaiman merupakan nabi yang diberi harta kekayaan yang sangat melimpah oleh Allah SWT. Pada saat itu, tak ada seorang pun yang dapat menandingi jumlah juga senantiasa berdoa untuk memohon rezeki kepada Allah SWT, salah satunya dengan membaca doa yang kini termaktub dalam Al-Qur'an sebagai رَبِّ ٱغْفِرْ لِى وَهَبْ لِى مُلْكًا لَّا يَنۢبَغِى لِأَحَدٍ مِّنۢ بَعْدِىٓ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُLatin Qāla rabbigfir lī wa hab lī mulkal lā yambagī li`aḥadim mim ba'dī, innaka antal-wahhābArtinya Ia berkata "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi". QS Shaad 35.Ketika doa Nabi Sulaiman terkabulkan dengan banyaknya kekuasaan yang dimiliki dan harta kekayaan yang berlimpah, beliau turut memanjatkan doa syukur sebagai berikutرَبِّ أَوْزِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَٰلِحًا تَرْضَىٰهُ وَأَدْخِلْنِى بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَ ٱلصَّٰلِحِينَLatin Rabbi auzi'nī an asykura ni'matakallatī an'amta 'alayya wa 'alā wālidayya wa an a'mala ṣāliḥan tarḍāhu wa adkhilnī biraḥmatika fī 'ibādikaṣ-ṣāliḥīnArtinya "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmatMu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh". QS An-Naml 192. Doa Pembuka Pintu Rezekiاللَّهُمَّ إِنِّي أَصْبَحْتُ وَ أَمْسَيْتُ وَأَنَا أُحِبُّ الْخَيْرَ وَأُكْرِهُ الشَّرِّ وَسُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِي الْعَظِيمِLatin Allahumma innii ashbahtu wa amsaitu wa ana uhibbul khaira wa ukrihusy syarra wa subhaanallaahi wal-hamdu lillaahi walaa ilaaha illallaahu wallaahu akbar, laa haula walaa quwwata illaa billaahil 'aliyyil ' "Ya Allah, aku bangun di pagi hari dan pulang pada sore hari, dan aku senang terhadap perkara yang baik dan aku benci akan perkara yang buruk. Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah dan tiada Tuhan selain Allah. Maha Besar Allah, tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah yang Maha Luhur lagi Maha Agung."3. Doa agar Rezeki Berlimpahاللَّهُمَّ يَا أَحَدُ يَا وَاحِدُ يَا مَوْجُوْدُ يَا جَوَّادُ يَابَاسِطُ يَا كَرِيمُ يَاوَهَّابُ يَاذَا الطُّوْلِ يَاغَنِيُّ يَا مُغْنِي يَافَتَاحُ يَارَزَّاقُ يَا عَلَيْمُ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ يَارَحْمَنُ يَا رَحِيمُ يَابَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ يَاذَا جَلَالِ وَالْإِكْرَامِ يَا حَنَّانُ يَامَنَّانُ الْفَحْنِي مِنْكَ بِنَفْحَةِ خَيْرٍ تُغْنِنِي عَمَّنْ سَوَاكَLatin Allaahumma yaa ahadu ya waahidu ya maujuudu yaa jawwaadu yaa baasithu yaa kariimu ya wahhaabu yaa dzath thauli yaa ghaniyyu yaa mughnii yaa fattaahu yaa rozzaaqu yaa 'aliimu yaa hayyu yaa qayyuum yaa rahmaanu yaa rahiim yaa badii'us samaawati wal ardhi yaa dzal jalaali wal ikraam yaa hannanu yaa mannaanu infahni minka binafhati khairin tughnini 'amman "Ya Allah, wahai Dzat yang Maha Esa tiada terbagi-bagi, wahai Dzat yang Maha Esa tiada bersekutu, wahai Dzat yang Maujud, wahai Dzat yang Maha Pemurah, wahai Dzat yang Maha Pembagi, wahai Dzat yang Maha Mulia, wahai Dzat yang Maha Pemberi, wahai Dzat yang Memiliki Anugrah, wahai Dzat yang Maha Kaya, wahai Dzat yang Maha Pemberi wahai Dzat yang Maha pembuka pintu rezeki, wahai Dzat yang Maha Mengetahui, wahai Dzat yang Maha Hidup, wahai Dzat yang Maha Pengasih, wahai Dzat yang Maha Penyayang, wahai Dzat yang Maha Pemberi Anugrah, limpahkanlah rezeki dari-Mu dengan kelimpahan sebaik-baiknya yang dapat memberikan kecukupan bagi diriku, terlepas dari pengharapan pemberian siapapun selain Engkau."Itulah 3 doa supaya rezeki mengalir setiap hari yang bisa diamalkan. Semoga bermanfaat ya, detikers!
rabbi auzi ni an asykura